Jumat, 29 Januari 2010

Keringat


Keringat adalah air yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat pada kulit mamalia. Kandungan utama dalam keringat adalah sodium klorida (bahan utama garam dapur) selain bahan lain (yang mengeluarkan aroma) seperti 2-metilfenol (o-kresol) dan 4-metilfenol (p-kresol).

Pada manusia, keringat dikeluarkan untuk mengatur suhu tubuh, walaupun ada yang beranggapan bahwa komponen dari keringat laki-laki dapat berfungsi sebagai pheromon[1].

Penguapan keringat dari permukaan kulit memiliki efek pendinginan karena panas laten penguapan air yang mengambil panas dari kulit. Oleh karena itu, pada cuaca panas, atau ketika otot memanas karena bekerja keras, keringat dihasilkan. Keringat meningkat dalam keadaan gugup dan mual, serta menurun dalam keadaan demam. Hewan-hewan yang memiliki sedikit kelenjar keringat, seperti anjing, menurunkan temperatur tubuh dengan membuka mulutnya sambul menjulurkan lidah (terengah-engah), sehingga air menguap dari rongga mulut dan pharynx-nya. Hewan primata dan kuda, memiliki kelenjar keringat di ketiak seperti pada manusia.


Kelenjar keringat

Terdapat dua macam kelenjar keringat yang berbeda dalam komposisi keringat yang dihasilkan serta fungsinya:
Kelenjar keringat ekrin tersebar di seluruh permukaan tubuh tetapi lebih banyak terdapat di telapak tangan, telapak kaki, dan wajah. Keringat yang dihasilkan adalah air yang mengandung berbagai macam garam. Kelenjar ini berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh.

Kelenjar keringat apokrin menghasilkan keringat yang mengandung lemak. Kelenjar ini terutama terdapat pada ketiak dan sekitar alat kelamin. Aktivitas kelenjar ini menghasilkan bau karena aktivitas bakteri yang memecah komponen organik dari keringat yang dihasilkannya.


Referensi
^ Smelling a single component of male sweat alters levels of cortisol in women


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Keringat


Sumber Gambar:
http://www.esquire.com/features/ask-dr-oz/dr-oz-recipes-0409

Hubungan Keringat dan Pnemonia

Banyak orang menganggap banyak keringat itu sehat. Padahal, menurut dr.H.Mohammad Hadad, SpA dalam tulisannya, jargon itu berasal dari negara sub tropis, itu pun di musim dingin dan salju.Sehingga ungkapan tersebut tidak relevan untuk digunakan di daerah tropis seperti di negeri ini. Selanjutnya dr.H.Mohammad Hadad, SpA mengatakan bahwa di negara tropis, tanpa olahraga pun, tubuh sudah berkeringat. Dalam keadaan berkeringat badan pun terasa tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan jatuh sakit.

Salah satu penyakit yang dapat datang akibat kebanyakan keringat adalah pneumonia. Pneumonia (long ontsteking, radang paru-paru atau paru-paru basah) dewasa ini begitu populer, karena sering muncul sebagai komplikasi penyebab kematian pada penderita flu burung.

Pneumonia juga menjadi pemicu komplikasi dan penyebab kematian dari penyakit campak dan influenza, terutama pada anak anak.Terjadinya pneumonia sebagai komplikasi dan penyebab kematian penyakit lain ini sebenarnya dapat dicegah, jika tubuh tidak terganggu dalam menjalankan salah satu tugas pentingnya.

Tugas penting itu ialah pekerjaan yang biasa dilakukan sel-sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan. Tiap sel mempunyai kira-kira 200 silia (sejenis rambut yang sangat halus) dan mengeluarkan cairan encer di permukaannya.

Silia itu bergerak secara teratur 10 – 20 kali per detik tanpa henti, menyapu cairan dengan kecepatan 1 cm per menit menuju tenggorokan, untuk kemudian tanpa disadari ditelan. Normalnya, debu, kuman, asap, dan sejenisnya akan melekat pada cairan, lalu disapu bersih dari saluran pernapasan.

Selain itu, cairan tersebut juga menjaga agar saluran napas selalu basah. Nah, terlalu banyak mengeluarkan keringat, akan menyebabkan cairan itu menjadi kering dan lengket, sehingga tidak dapat dialirkan dan mengumpul menjadi dahak, plus menyumbat saluran napas. Saluran napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas dan batuk. Lalu, berkembangbiaknya kuman-kuman dapat menyebabkan penyakit bronkhitis dan paru-paru basah.

Untuk penyembuhan jangka pendek bisa dengan mengencerkan dan mengeluarkan dahak menggunakan alat dan obat, atau biasa dikenal dengan inhalasi uap. Ada cara yang lebih rasional dan bersifat jangka panjang, fisiologis dan mudah, yakni dengan mencegah keluarnya keringat secara berlebihan.

Minum banyak pun akan sia-sia, kalau ruangannya masih pengap, karena akan keluar lagi melalui keringat. Maklum, udara di negara tropis sangat lembab (banyak mengandung uap air) sehingga kita sangat mudah berkeringat. Uap air yang keluar ketika mengeluarkan napas mencapai 11 kali lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihisap ketika menarik napas.

Jadi, dalam ruangan yang ventilasinya kurang, udara akan makin bertambab lembab, bertambah Co2 dan berkurang oksigennya, sehingga badan menjadi sangat lemah, penyakit pun merajalela. Untuk mengatasinya, ruangan tidak ber-AC haruslah selalu terbuka agar udara segar dari luar bisa masuk. Kipas angin tidak ada gunanya kalau tidak ada udara segar dari luar yang masuk ke dalam ruangan. Hindari asap rokok yang mengandung banyak monoksida yang tidak dapat dibersihkan oleh AC dan mengalahkan oksigen masuk ke dalam sel darah.

Sumber :
DetikHealth, dalam :
http://www.lenterabiru.com/2009/10/hubungan-keringat-dan-pnemonia.htm

Waspadai Keringat Berlebih Pada Telapak Tangan

Telapak tangan yang berkeringat merupakan salah satu bentuk dari sensitivitas tubuh yang berlebihan. Daerah yang berkeringat ini dapat menjadi media tumbuh kuman maupun jamur, dan terkadang menimbulkan bau yang kurang enak, akhirnya rasa kurang percaya diri muncul terlebih ketika berjabat tangan. Tidak hanya sampai di situ, telapak tangan yang berkeringat juga sering menimbulkan kecemasan pada penderita.

Penderita mungkin akan mencemaskan kondisi kesehatannya, terutama juga karena banyaknya rumor bahwa telapak tangan yang sering berkeringat merupakan suatu tanda kelainan jantung.
Tangan yang sering berkeringat dalam bahasa kedokteran sering disebut sebagai Palmar hiperhidrosis. Palmar Hiperhidrosis ini merupakan salah satu jenis dari Fokal Hiperhidrosis (hiperhidrosis yang hanya berlokasi pada tempat tertentu).

Penyebabnya sampai saat ini memang belum diketahui secara pasti, namun secara garis besar palmar diperhidrosis ini dibagi menjadi 2 bagian. Hiperhidrosis primer terjadi karena faktor genetic yang kemungkinan diturunkan secara autosomal dominan. Hiperhidrosis primer ini biasanya dimulai sejak remaja, tidak ada yang perlu dicemaskan mengenai hiperhidrosis primer ini.

Penderita hiperhidrosis primer ini akan lebih mudah terangsang saraf simpatisnya, Sehingga penderita akan lebih mudah berkeringat ketika cemas, stress, takut, dan emosi (marah). Keringat pada penderita hiperhidrosis primer ini akan sangat jauh berkurang bila penderita dalam keadaan rileks maupun tidur. Zat-zat yang mengaktifkan saraf simpatis seperti kopi, the, coklat, rokok, cerutu dan minuman berenergi akan memacu keringat berlebihan pada penderita Hiperhidrosis primer.

Klasifikasi selanjutnya adalah hiperhidrosis sekunder. Hiperhidrosis sekunder adalah hiperaktivitas kelenjar keringat yang disebabkan oleh suatu kelainan yang mendasari. Beberapa hal yang dapat menyebabkan Hiperhidrosis sekunder ini misalnya saja kelainan kelenjar thyroid (hipertiroidism), kerusakan syaraf karena Diabetes Melitus, tumor Glomus, gangguan jantung atau lambung, kegemukan, trauma saraf tulang belakang, keracunan logam berat, TBC dan beberapa jenis obat tertentu. Jenis obat yang dapat menyebabkan hiperhidrosis dapat dilihat di http://www.sweathelp.org/pdf/Diaphoretic_Class.pdf


Sebenarnya untuk menghilangkan keringat ini, harus dihilangkan dahulu penyebabnya. Namun keringat ini dapat diminimalisir dengan cara mencuci tangan kemudian telapak tangan ditaburi dengan bedak bayi, kurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein (seperti teh kental, kopi) serta hindari rokok. Dan terakhir selalu percaya diri mengahadapi segala sesuatu. Jika beberapa cara di atas belum berhasil, periksakan ke dokter untuk memastikan penyebab gangguan yang dialami.

Semoga bermanfaat.


Sumber :
http://www.healthhype.com/causes-treatment-of-palmar-hyperhidrosis-sweaty-palmshands.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Hyperhidrosis
http://www.sweathelp.org/pdf/Diaphoretic_Class.pdf


Sumber :
http://www.medicalera.com/index.php?option=com_myblog&show=waspadai-keringat-berlebih-pada-telapak-tangan.html&Itemid=314
13 Januari 2010

Seputar Keringat dan Bau Badan secara Medis

Deodoran berfungsi untuk menekan timbulnya BB atau menyamarkannya. Sedangkan antikeringat berfungsi untuk menghambat produksi keringat.

Jika Anda tak memakai deodoran atau antikeringat. Kebiasaan mandi teratur, mengenakan pakaian dari bahan yang menyerap keringat, serta menghindari jenis makanan tertentu, bisa dijadikan alternatif untuk mengurangi BB yang mengganggu.

bau badan muncul ketika terjadi kontak antara beberapa jenis bakteri di permukaan kulit dengan keringat.

Bakteri itu menguraikan lemak dan protein dalam keringat, dan menghasilkan senyawa asam. Senyawa asam inilah yang menimbulkan bau khas tak sedap. Biasanya terjadi di area yang terlindung atau lipatan tubuh.

Faktor lainnya adalah adanya dua macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat luar yang disebut accrine dan kelenjar keringat dalam atau apocrine. Kelenjar keringat accrine memproduksi keringat bening dan tidak berbau, yang bekerja sejak seseorang masih bayi. Sedangkan apocrine baru aktif saat seseorang menginjak masa pubertas. Jika kelenjar ini terkena bakteri, maka menimbulkan bau tak sedap atau lebih sering disebut bau badan (BB).

Kelenjar accrine tersebar di hampir seluruh permukaan tubuh. Jumlahnya sekitar 1000-2000 kelenjar untuk setiap inci kulit manusia. Cairan keringat yang dihasilkan accrine berfungsi menurunkan temperatur tubuh pada kondisi tertentu. Saat cuaca panas atau usai beraktivitas, tubuh berkeringat untuk menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya.

Kelenjar apocrine hanya terdapat pada bagian tertentu tubuh manusia, terutama di daerah perakaran rambut, seperti ketiak dan kemaluan. Juga terdapat di lipatan paha, puting susu, dan seputar kaki.

Pada setiap helai rambut terdapat satu apocrine. Cairan keringat hasil produksi kelenjar ini lebih kental dan berminyak, karena mengandung lemak dan protein.

Secara medis rambut ketiak berfungsi memperluas permukaan untuk mengatur penguapan keringat.

Di pangkal rambut itu banyak pori-pori, muara kelenjar keringat yang mengalirkan keringat ke ketiak. Karena lipatan badan itu selalu bergesekan, secara fisiologik dilumasi dengan keringat yang mengandung lemak atau asam lemak.

mencukur rambut ketiak dapat mengurangi pengeluaran apocrine yang berlebihan.

Pada kondisi normal, ketiak mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap 20 menit, pada suhu 35 derajat Celcius.

antikeringat mampu mengurangi keringat hingga 20-25 persen, atau maksimal 40 persen dari produksi normal.

Itu dilakukan dengan cara mempersempit pori-pori kulit tempat keluarnya keringat. Cairan keringat yang tertahan kemudian diserap kembali atau dilakukan resobsi oleh jaringan kulit.

Kemampuan antikeringat terutama disebabkan oleh kandungan bahan aktifnya. Semua jenis deodoran antikeringat biasanya mengandung beberapa senyawa aktif yang berbasis pada unsur aluminium. Yang paling umum digunakan adalah almunium chlorohydrate, almunium chloride, almunium hydroxibromyde, dan almunium zirconium trichlorohydrex gly.

Sumber :
http://doktersehat.com/2007/08/13/seputar-keringat-dan-bau-badan-secara-medis/
13 Agustus 2007

Keringat Pria Bangkitkan Gairah Wanita

Bau keringat tak selamanya menimbulkan kesan menjijikkan. Bahkan, keringat yang mengalir di sekujur tubuh pria justru bisa merangsang birahi perempuan.

Demikian hasil simpulan tim peneliti dari Universitas California, Berkeley, yang dipimpin Claire Wyart. Menurut Wyart, air keringat laki-laki mengandung senyawa yang disebut androstadienone (AND). AND bisa memberi efek perubahan hormonal, fisiologis, dan psikologis bagi perempuan.

Penelitian Wyart dan para kolega melibatkan 21 perempuan heteroseks yang sehat. Mereka rata-rata berusia 22 tahun. Dalam penelitian di laboratorium itu, para perempuan awalnya melihat tayangan video tentang keindahan alam untuk membantu mereka merasa rileks sebelum memulai eksperimen. Kemudian, mereka masing-masing mengendus sebuah wadah yang berisi senyawa AND yang baunya hampir mirip dengan bau bunga mawar, dan sebuah tempat yang beraroma ragi roti.
Sementara itu, tim peneliti memantau tekanan darah para perempuan dan denyut jantung, nafas, suhu kulit, dan tingkat kegelisahan mereka.

Setelah mengendus wadah, para perempuan lalu menyaksikan tayangan klip lucu, sedih, dan erotis selama lima menit. Sepuluh menit berikut, mereka menonton video yang tayangannya netral.

Efek AND yang mereka endus menyebabkan efek emosi yang menyenangkan. Akhirnya, para peserta memberi peringkat atas suasana hati mereka dan tingkat kesenangan dan intesitas bau dari wadah yang mereka endus serta nafsu seksual mereka. Para perempuan juga wajib memberikan sampel air liur setiap 15 menit selama satu jam.

Dari hasil penelitian tersebut, tingkat suasana hati dan nafsu birahi para perempuan lebih tinggi pada saat mereka mencium wadah beraroma AND ketimbang ragi roti.

Ini merupakan kali pertama ada penelitian mengenai respon hormonal perempuan atas bau dari senyawa AND dari keringat. Namun, para peneliti tidak menjamin bahwa AND merupakan satu-satunnya senyawa dari keringat laki-laki yang bisa merangsang perempuan.

"Keringat itu merupakan campuran yang beragam. Bisa juga ada lebih dari ratusan molekul dalam keringat yang dapat menyebabkan perubahan hormon," ungkap Wyart sebagaimana dikutip dari situs webMD. (Rileks/dila)


Sumber :
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/lelaki/2009/09/15/116/Keringat-Pria-Bangkitkan-Gairah-Wanita-
15 September 2009

Keringat Berlebih

Saya mempunyai keyidaknyamanan pada dahi saya.
Dahi saya sangat mudah berkeringat, hampir dipastikan berkeringat. Kecuali di tempat yang ber-AC.
Meskipun melakukan sedikit aktivitas keringat bercucuran begitu banyaknya.
bahkan juga di bagian badan.
kalo saya bilang saya ini kaya akan keringat.
Sehingga saya sering merasa risih/sibuk dengan keringat saya tersebut.

perntanyaan saya :
1. apa yang menyebabkan tubuh berkeringat?
2. factor apa yang mempengaruhi pembentukan keringat?
3. bagaimana cara mengontrol atau mengobati keringat yg berlebih?
4. dokter apa yang cocok untuk konsultasi masalah keringat?

Mohon bantuan jawabannya (cc juga ke email saya).

Terima Kasih

Jawaban:

Terima kasih atas pertanyaannya.

Berdasarkan deskripsi yang Saudara berikan, Saudara mengalami keadaan yang disebut dengan Hiperhidrosis. Keadaan ini membuat tubuh Saudara memproduksi keringat lebih banyak dari orang lain. Umumnya keringat diproduksi karena rangsang panas/suhu disekitar. Hal ini dilakukan tubuh sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mempertahankan kelembaban kulit. Selain itu, keringat juga dapat diproduksi akibat adanya rangsangan emosi seperti rasa takut atau gugup. Dengan kata lain, faktor yang dapat mempengaruhi produksi keringat meliputi faktor lingkungan (suhu) serta faktor internal (yang ada pada individu itu sendiri).

Keadaan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari konsumsi obat-obatan, alkohol, sampai pada penyakit jantung, pernapasan, saraf, infeksi, gangguan hormonal, dan keganasan. Bila salah satu keadaan tersebut ada pada Saudara, maka hal tersebutlah yang seharusnya diatasi dan keringat berlebih ini hanya merupakan salah satu gejala saja. Bila Saudara tidak mengalami gangguan kesehatan apapun selain keringat berlebih ini, kemungkinan besar saudara mengalami hiperhidrosis idiopatik, yang artinya penyebab terjadinya keringat berlebih pada saudara tidak diketahui.

Mengenai cara mengatasinya, ada beberapa cara yang bisa Saudara coba, yaitu dengan modifikasi gaya hidup, obat-obatan, iontoforesis, atau dengan operasi. Cara lain yang dapat Saudara coba (namun tidak lazim secara medis tapi mungkin dapat membantu) melalui penguasaan emosi (kontrol emosi dan pikiran). Cara yang terakhir ini berdasarkan salah satu mekanisme timbulnya keringat yaitu melalui rangsang emosi. Bila Saudara dapat memberikan suatu sugesti yang cukup kuat bahwa Saudara dalam suasana yang tenang dan tidak perlu berkeringat, mungkin produksi keringat Saudara dapat lebih terkontrol. Sekali lagi saya tekankan bahwa cara ini belum lazim di bidang medis dan belum ada penelitian mengenai hal ini.

Secara medis, cara yang paling ringan dan aman untuk mengatasi masalah keringat berlebih adalah dengan melakukan modifikasi gaya hidup yang meliputi pemilihan pakaian. Tidak dianjurkan untuk mengenakan pakaian ketat, berbahan nylon, polyester, atau wool (kecuali pada suhu dingin), dan juga topi. Selain itu, penggunaan bedak dan produk antiperspirant lainnya seperti deodoran (untuk tubuh dan lipat ketiak). Untuk bagian wajah, mungkin dapat menggunakan bedak bayi (ditaburkan merata dan tipis).

Penggunaan obat baru dianjurkan jika cara pertama tidak berhasil. Obat yang diminum merupakan obat golongan antikolinergik yang dapat mempengaruhi sistem saraf yang akan merangsang produksi keringat. Namun demikian, dosis yang dibutuhkan seringkali menimbulkan efek samping berupa mulut kering, gangguan penglihatan, sulit berkemih dan buang air besar (konstipasi).

Iontoforesis adalah pemberian rangsang listrik pada kulit sehingga mengganggu kerja kelenjar keringat. Keterbatasan metode ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk terapi serta efek samping berupa iritasi kulit, rasa kering, sampai penglupasan kulit.

Injeksi botulinum toxin A (botoxĂ‚®) juga telah dilaporkan mampu mengatasi hiperhidrosis pada daerah ketiak, serta telapak tangan dan kaki. Efek samping yang dapat timbul berupa kelemahan otot sementara. Efektifitas botulinum toxin dapat bertahan selama beberapa bulan dan setelah itu perlu dilakukan injeksi ulangan untuk dapat mempertahankan efek terapi.

Metode operatif memiliki angka keberhasilan yang tinggi namun tidak lazim dilakukan (kecuali pada keadaan yang sangat parah) karena juga memiliki angka kekambuhan yang tinggi.

Untuk konsultasi lebih lanjut dan lebih spesifik pada masalah yang ada pada Saudara, dapat menemui dokter kulit (dermatologis).

Semoga informasi ini dapat membantu

Wassalam

(Dr. Ina Ariani Kirana Masna )


Sumber :
http://www.mer-c.org/penyakit-kulit/19-keringat-berlebih.html
14 Oktober 2006

Atasi Masalah Keringat Berlebih dengan Botoks

Keluhan keringat berlebih memang bisa mengganggu aktivitas seseorang. Akibatnya, segala cara dicoba untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan menggunakan suntikan botolinum toksin A atau BOTOX A. Apakah cara ini aman dan efektif?

“Cara ini biasanya banyak diadopsi oleh para selebriti mancanegara maupun lokal. Mereka kerap mengeluh, ketiaknya mudah basah sehingga mengganggu penampilan,” kata Ahli Dermatologis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Hanny Nilasari saat ditemui pada acara Rexona, di Pastis Kitchen Apartemen Kuningan, Selasa 19 Januari 2010.

Namun, menjalani prosedur suntik botoks sebaiknya tidak sembarangan. Perlu melalui tahap pemeriksaan kondisi tubuh sebelum menjalaninya. Jika keringat terbukti tidak berlebih, mungkin cara ini bukanlah pilihan tepat untuk mengurangi keringat. Sebab, berdasarkan penelitian, manusia mempunyai 2-4 juta kelenjar dan ketika terjadi penguapan pada suhu normal bisa menghasilkan jumlah keringat 2-20 nanoliter per menit per kelenjar.

Botoks berfungsi melumpuhkan kelenjar keringat dengan suntikan. Prosedur ini sebaiknya digunakan jika produksi keringat seseorang melewati batas wajar dan menimbulkan bau badan tak sedap.

“Keluarnya keringat berlebih pun terkadang tergantung dari berbagai kondisi. Seperti, cuaca panas, aktivitas berlebih, atau stres emosional. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk mengetahui apa pemicunya dan produksi keringatnya,” katanya menjelaskan.

Dengan menggunakan suntikan botoks efeknya bisa bertahan hingga 3 sampai 6 bulan. Namun, jika tidak ingin kondisi keringat berlebih berulang, Anda harus rutin melakukan suntikan kembali. Karena, efek dari suntikan ini tidak bisa bertahan lama.

Tenik botoks ini juga biasa dipilih orang yang merasa tidak nyaman dengan telapak tangan basah yang mengganggu aktivitasnya.


Sumber :
Petti Lubis, Lutfi Dwi Puji Astuti
http://kosmo.vivanews.com/news/read/122818-atasi_masalah_keringat_berlebih_dengan_botoks
20 Januari 2010

Bau Keringat Pikat Lawan Jenis

Percaya ga, jika bau badan bisa membantu Anda menarik lawan jenis? Pria mengatakan wanita memiliki bau fantastik saat berada dalam masa subur.


Sebuah laporan yang ditulis di jurnal Ethology (15/01/061) menyebutkan saat wanita berada dalam masa paling subur bau keringat pada ketiak wanita cenderung lebih lembut dibanding periode lainnya.

Namun bertolak belakang dengan bau keringat yang mereka keluarkan saat datang bulan dan tidak siap untuk hamil, keringat menjadi tidak sedap dan bau.

Riset meneliti sekitar 12 wanita yang diminta menggunakan bantalan pada ketiaknya selama kurang lebih 24 jam sehari.

Dalam penelitian tersebut ke-12 responden dilarang mengkonsumsi makanan tertentu dan tak diijinkan menggunakan deodoran maupun kontrasepsi hormonal.

Sebelumnya para peneliti melakukan hal yang sama pada binatang primata, yang mengalami perubahan bau keringat selama periode masa subur, namun para peneliti meyakini kasus ini tak sama dengan manusia.

Hasil dari pengumpulan keringat tersebut selanjutnya diujikan pada 42 pria yang diminta untuk mencium bau keringat dan menentukan tingkat ketertarikan mereka dengan aroma yang mereka cium.

"Bau yang dikeluarkan wanita saat dalam fase follicular (fase awal pada siklus menstruasi, dimana sel telur mulai matang) adalah aroma yang paling menarik dan seksi," ujar Dr Jan Havlicek, dari Univrsitas Charles, Prague, Republik Czech.

"Penelitian ini menandakan bahwa bau badan bisa digunakan untuk menandai masa subur pasangan," tambah Havlicek.

Sebelumnya, tim yang sama pernah melakukan riset pada bau keringat pria. Riset tersebut menyebutkan bahwa alam bawah sadar wanita lebih menyukai aroma dominan pria saat mereka berada dalam puncak masa subur pada siklus menstruasi.

Dalam studi tersebut para peneliti meminta 48 pria untuk mengenakan bantalan yang terbuat dari kain katun selama 24 jam dan kemudian sekitar 65 wanita diminta mencium aroma pada bantalan kain katun tersebut.

Dari 65 wanita yang tengah mengalami ovulasi menyebutkan aroma keringat pria sangat seksi, dibanding mereka yang tidak mengalami ovulasi, meskipun hasil penelitian ini bisa beragam pada beberapa wanita.

Dari penelitian ini diketahui bau lelaki yang bisa membuat wanita kesengsem ternyata berkaitan dengan hormon testosteron (androsterone), dalam hal ini hidung wanita lebih sensitif dengan pheromonone (hormon pemicu seks lawan jenis) di keringat lelaki terutama saat menjelang ovulasi. Namun, menjadi tidak sensitif pada saat sedang hamil. (bbc/ann/rit)

Sumber :
http://www.kapanlagi.com/a/bau-keringat-pikat-lawan-jenis.html
19 Januari 2006

Keringat Berlebihan (Hiperhidrosis)

DEFINISI
Keringat Berlebihan (Hiperhidrosis) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan keringat yang berlebihan.

Keringat berlebihan bisa terjadi di:
- tangan (hiperhidrosis palmaris)
- ketiak (hiperhidrosis aksilaris)
- kaki (hiperhidrosis plantaris).

PENYEBAB
Penyebab yang pasti tidak diketahui, apakah terdapat hiperaktivitas pada rantai sistem saraf simpatis sebagai pengendali pembentukan keringat atau hiperaktivitas pada kelenjar keringatnya sendiri.

Beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengeluarkan keringat yang berlebihan:
Makanan atau minuman tertentu.


Minuman panas dan minuman yang mengandung kafein atau alkohol bisa membuat kita berkeringat. Makanan pedas juga bisa menyebabkan berkeringat.

Obat-obatan.
- Beberapa anti-psikosa yang digunakan untuk mengobati kelainan jiwa
- Morfin
- Tiroksin dosis tinggi
- Overdosis obat pereda nyeri (misalnya aspirin dan asetaminofin).

Menopause.
Wanita yang memasuki masa menopause bisa mengalami hot flashes, dimana terjadi peningkatan suhu kulit yang disertai dengan keringat dan kegerahan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kadar estrogen.
Beberapa wanita menopause bahkan sering terbangun pada malam hari karena pakaiannya basah oleh keringat.

Hipoglikemia.
Kadar gula darah yang rendah sering dijumpai pada penderita diabetes yang mengkonsumsi insulin atau obat anti-diabetes-oral. Gejala awalnya adalah berkeringat, badan gemetaran, lemah, lapar dan mual.
Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah makan, terutama pada orang-orang yang telah menjalani pembedahan lambung atau usus.

Demam.
Demam terjadi jika suhu tubuh naik sampai diatas batas normal. Demam bisa terjadi pada berbagai jenis infeksi batreri dan virus.
Pada saat suhu tubuh mulai turun kembali, bisa disertai dengan keringat yang berlebihan.

Hipertiroidisme.
Kadang kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar hormon tiroksin. Hal ini bsa menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat atau tidak teratur, gelisah, peningkatan kepekaan terhadap panas dan keringat yang berlebihan.

Serangan jantung.
Serangan jantung terjadi jika aliran darah ke otot jantung berkurang. Gejalanya adalah nyeri dada yang menyebar ke bahu, lengan atau punggung, sesak nafas dan keringat berlebihan.

Tuberkulosis.
Salah satu gejala tuberkulosis adalah berkeringat di malam hari.

Malaria.
Gejala malaria berhubungan dengan siklus hidup parasit penyebabnya. Pada awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual dan muntah; ketika suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat.


GEJALA

Penderita mengeluarkan keringat yang berlebihan, yang bisa menghambat aktivitasnya sehari-hari.
Hal ini kadang dipicu oleh stres, emosi atau olah raga, tetapi juga bisa terjadi secara spontan.

Pada hiperhidrosis palmaris, tangan penderita lembab dan basah. Hal ini menimbulkan masalah sosial karena setiap mereka bersalaman akan menyebabkan telapak tangan lawannya juga basah.

Pada hiperhidrosis aksilaris, penderita banyak mengeluarkan keringat di ketiaknya sehingga harus sering berganti pakaian.

Pada hiperhidrosis plantaris, keringat yang berlebihan di kaki menyebabkan kaos kaki dan sepatu menjadi lembab dan timbul bau yang tidak sedap (bromhidrosis), karena adanya bakteri atau jamur di kulit yang basah.

Bagian tubuh yang mengalami hiperhidrosis sering berwarna merah muda atau putih kebiruan, dan pada kasus yang lebih parah kulit dapat pecah-pecah dan bersisik, terutama pada kaki.


DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Untuk menentukan adanya kelainan fungsi kelenjar tiroid atau untuk mengetahui kadar gula darah bisa dilakukan pemeriksaan darah.


PENGOBATAN

Keringat yang berlebihan pada telapak tangan, telapak kaki atau ketiak dapat dikurangi dengan larutan alumunium klorida.
Pada malam hari sebelum tidur, daerah yang terkena dikeringkan terlebih dahulu lalu diolesi dengan larutan aluminium klorida dan ditutup dengan plastik tipis. Keesokan harinya plastik dilepas dan daerah yang terkena dicuci.
Bisa juga digunakan larutan metenamin.

Antiperspiran yang dijual bebas juga bisa mengurangi keringat yang berlebihan.
Antiperspiran bekerja dengan cara menghambat saluran keringat dengan garam aluminium sehingga keringat yang sampai ke permukaan kulit jumlahnya berkurang.

Jika hiperhidrosis tidak dapat diatasi dengan obat yang dijual bebas, biasanya akan diberikan resep drisol.

Untuk kasus yang lebih berat dilakukan pengobatan berikut:

Iontoforesis.
Dilakukan perangsangan dengan arus listrik pada daerah yang terkena. Dengan cara ini kelenjar keringat dilumpuhkan dan pembentukan keringat akan berkurang selama 6 jam smpai 1 minggu.

Suntikan Botox (racun Botulinum).
Racun ini mempengaruhi ujung saraf dan menyebabkan berkurangnya pengiriman gelombang saraf ke kelenjar keringat sehingga mengurangi pembentukan keringat.
Biasanya penyuntikan harus dilakukan beberapa kali dan masa efektivitasnya berlaku selama 1-6 bulan.

Pembedahan.
Jika keringat berlebihan hanya terjadi di ketiak, bisa dilakukan pengangkatan kelenjar keringat di ketiak.
Prosedur lainnya adalah memotong saraf yang membawa pesan dari saraf simpatis ke kelenjar keringat (ETS, endoscopic thoracic sympathectomy, simpatektomi torakalis endoskopik). Setelah prosedur ETS pembentukan keringat di tangan akan terhenti tetapi di bagian tubuh lainnya bisa terjadi peningkatan pembentukan keringat (misalnya di punggung atau di belakang tungkai).

Sumber :
http://medicastore.com/penyakit/812/Keringat_Berlebihan_Hiperhidrosis_.html

Keringat Berlebihan, Bagaimana Mengatasinya?

Ada sejumlah orang yang terus berkeringat, padahal suhu udara tidak terlalu panas atau dia tidak habis berlari-lari. Kamu pasti pernah melihatnya. Intinya, keringatnya jauh di atas keringat normal orang rata-rata. Kok bisa ya? Yuk kita simak penjelasan ilmiahnya.

Artikel ilmiah populer ini akan membahas tentang:
1. Sinonim
2. Penyebab (Etiologi)
3. Patofisiologi (Proses Perjalanan Penyakit)
4. Manifestasi Klinis
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan
7. Diagnosis Banding
8. Komplikasi
9. Pencegahan
10. Prognosis
11. Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut

Sinonim
Nama lain untuk hiperhidrosis antara lain: keringat berlebihan, hyperhidrosis, hyperidrosis, polyhidrosis, excessive sweating.

Penyebab (Etiologi)
Secara umum, penyebab hiperhidrosis dapat tidak diketahui penyebabnya (idiopathic), merupakan kondisi sekunder terhadap penyakit lainnya gangguan metabolik, demam, penggunaan obat-obat tertentu,
Berbagai referensi juga menyebutkan berbagai penyebab hiperhidrosis antara lain: makanan pedas, minuman (panas/berkafein/beralkohol), overdosis obat (morfin, aspirin), menopause, TBC, malaria, serangan jantung, penyakit tertentu (thyrotoxicosis, hyperthyroidism, hypoglycemia, leukaemia, lymphoma, pheochromocytoma). Spinal cord injury (cedera tulang belakang). Ketidaknormalan sistem saraf yang mengendalikan keringat juga merupakan penyebab hiperhidrosis (Anurogo D, 2008).

Generalized hyperhidrosis dapat merupakan kondisi sekunder dari berbagai kondisi berikut ini:

1. Penyakit neurologis (berhubungan dengan saraf) atau neoplastik (berhubungan dengan neoplasma)
2. Gangguan atau proses metabolik (misalnya: thyrotoxicosis, diabetes mellitus, hypoglycemia, gout, pheochromocytoma, menopause)
3. Demam (febrile illnesses)
4. Penggunaan obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan hiperhidrosis misalnya: propranolol, physostigmine, pilocarpine, tricyclic antidepressants, dan serotonin reuptake inhibitors. Khusus untuk efavirenz dapat mencetuskan keringat berlebihan pada malam hari (excessive nocturnal sweating).
5. Konsumsi alkohol dalam waktu yang lama (chronic alcoholism)
6. Hodgkin disease atau tuberculosis (pada nocturnal hyperhidrosis).

Untuk localized hyperhidrosis, dapat disebabkan oleh berbagai kondisi berikut ini:
1. Rangsang pengecapan atau gustatory (berhubungan dengan Frey syndrome, encephalitis, syringomyelia, diabetic neuropathies, herpes zoster parotitis, dan abses parotid)
2. Eccrine nevus
3. Eccrine angiomatous hamartoma
4. Blue rubber-bleb nevus
5. Tumor glomus
6. Sindrom POEMS, yaitu:
a. Peripheral neuropathy,
b. Organomegaly (pembesaran organ tubuh),
c. Endocrinopathy (penyakit hormonal),
d. Monoclonal plasma-proliferative disorder,
e. Skin changes (perubahan kulit)
7. Sensasi kaki terbakar (burning feet syndrome)
8. Pachydermoperiostosis
9. Pretibial myxedema

Keadaan localized unilateral or segmental hyperhidrosis merupakan kondisi yang jarang dijumpai dan belum diketahui penyebabnya. Kondisi ini biasanya mengenai lengan bawah atau dahi.

Patofisiologi (Proses Perjalanan Penyakit)

Menurut Schwartz RA, et.al., (2009), ada tiga bentuk hyperhidrosis:
1. Dipicu oleh kondisi emosional (emotionally induced)
2. Setempat (localized)
3. Umum (generalized)

Generalized hyperhidrosis dapat disebabkan oleh disregulasi otonom, atau merupakan keadaan sekunder dari gangguan metabolik, febrile illness, atau keganasan.

Bentuk hiperhidrosis setempat (localized hyperhidrosis) merupakan hasil atau akibat dari gangguan yang diikuti regenerasi abnormal saraf-saraf simpatik atau ketidaknormalan setempat di sejumlah atau pada penyebaran kelenjar ekrin (exocrine glands), atau dapat juga berhubungan dengan ketidaknormalan lainnya (biasanya berhubungan dengan pembuluh darah/vaskuler).

Intinya, hiperhidrosis merupakan suatu gangguan kelenjar keringat ekrin yang berhubungan dengan overaktivitas simpatik. Ini bukanlah gangguan generalisata yang melibatkan vascular endothelium.

Manifestasi Klinis
Keringat berlebihan pada (telapak) tangan, ketiak, daerah kemaluan, (telapak) kaki; dapat dipicu oleh stres, emosi, olahraga. Sering ganti pakaian.

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis hiperhidrosis dan menyingkirkan berbagai diagnosis banding adalah sebagai berikut ini:

1. Tes fungsi tiroid, untuk menyatakan kemungkinan hipertiroidisme atau tirotoksikosis.
2. Kadar glukosa darah, untuk menyatakan kemungkinan diabetes mellitus atau hipoglikemia.
3. Pemeriksaan katekolamin urin, untuk menyatakan kemungkinan pheochromocytoma.
4. Kadar asam urat, untuk menyatakan kemungkinan gout.
5. Tes purified protein derivative (PPD) sebagai screening untuk tuberkulosis.
6. Rontgen dada (chest radiography), untuk menyingkirkan kemungkinan tuberkulosis atau penyebab neoplastik.

Penatalaksanaan
Pada prinsipnya ada lima alternatif penatalaksanaan kasus hiperhidrosis, antara lain:

1. Agen topikal
2. Agen sistemik
3. Iontophoresis
4. Suntikan Botox (Botulinum toxin injections)
5. Pembedahan

Agen Topikal
Menurut Sato K, et.al. (1989), agen topikal termasuk topical anticholinergics, boric acid, 2-5% tannic acid solutions, resorcinol, potassium permanganate, formaldehyde (yang dapat menyebabkan sensitisasi), glutaraldehyde, dan methenamine.

Drysol (20% aluminum chloride hexahydrate dalam absolute anhydrous ethyl alcohol) umum digunakan sebagai lini pertama agen topikal, dipakai pada malam hari pada kulit yang kering.

Untuk meminimalkan iritasi, sisa obat sebaiknya dicuci saat pasien bangun tidur, lalu daerah tersebut dinetralkan dengan aplikasi topikal baking soda.

Agen Sistemik
Menurut Klaber M, Catterall M. (2000), agen sistemik di antaranya adalah antikolinergik, sedatives dan tranquilizers, indomethacin, dan penghambat saluran kalsium (calcium channel blockers).

Antikolinergik seperti propantheline bromide, glycopyrrolate, oxybutynin, dan benztropine efektif karena neurotransmiter preglandular untuk sekresi keringat adalah asetilkolin (meskipun sistem saraf simpatik merangsang kerja (meng-innervate) kelenjar keringat ekrin.

Penggunaan antikolinergik mungkin tidak begitu menarik karena efek sampingnya seperti: refleks dilatasi pupil (mydriasis), penglihatan kabur (blurry vision), mulut dan mata terasa kering, sulit kencing, dan konstipasi.

Agen sistemik lainnya seperti sedatives dan tranquilizers, indomethacin, dan calcium channel blockers, bermanfaat untuk mengobati palmoplantar hyperhidrosis, yaitu hiperhidrosis di daerah telapak tangan dan telapak kaki.

Iontophoresis
Untuk kasus palmoplantar hyperhidrosis, dosis harian untuk setiap telapak tangan atau telapak kaki selama 30 menit adalah 15-20 mA dengan tap water iontophoresis. Menurut Abell E dan Morgan K (1974), terapi dengan anticholinergic iontophoresis lebih efektif daripada dengan tap water iontophoresis.

Suntikan Botox
Menurut Fujita M, et.al. (2001), suntikan Botulinum toxin efektif karena efek antikolinergiknya pada neuromuscular junction dan pada postganglionic sympathetic cholinergic nerves di kelenjar keringat.

Pembedahan
Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hiperhidrosis antara lain: sympathectomy, eksisi daerah yang mengalami hiperhdrosis, penggunaan laser 1064-nm Nd-YAG, dan liposuction subkutan.

Sympathectomy merupakan pilihan terakhir di dalam penatalaksanaan hiperhidrosis karena melibatkan tindakan perusakan (surgical destruction) ganglia yang bertanggung jawab atas terjadinya hiperhidrosis (Hsu CP, et.al., 2001).

Ganglia thoracic kedua (T2) dan ketiga (T3) bertanggung jawab untuk palmar hyperhidrosis. Ganglia thoracic keempat (T4) mengendalikan axillary hyperhidrosis. Sedangkan ganglia thoracic pertama (T1) mengontrol facial hyperhidrosis.

Dua pendekatan pembedahan yang dilakukan: pendekatan terbuka dan endoskopik. Pendekatan endoskopik lebih disukai karena proses perbaikan dari komplikasi, surgical scars, dan waktu pembedahan. Sehingga jelaslah bahwa endoscopic thoracic sympathectomy merupakan terapi yang efektif untuk hiperhidrosis.

Diagnosis Banding
Berbagai penyakit yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding hiperhidrosis antara lain:
1. Burning feet syndrome
2. Blue Rubber Bleb Nevus Syndrome
3. Demam (febrile illnesses)
4. Diabetes mellitus
5. Eccrine angiomatous hamartoma
6. Eccrine nevus
7. Gout
8. Hipoglikemia
9. Hodgkin disease
10. Menopause
11. Pachydermoperiostosis
12. Penggunaan alkohol dalam waktu lama (chronic alcoholism)
13. Penggunaan obat-obatan (misalnya: propranolol, physostigmine, pilocarpine, tricyclic antidepressants, venlafaxine)
14. Penyakit neoplastik
15. Penyakit neurologis
16. Pheochromocytoma
17. POEMS Syndrome
18. Pretibial Myxedema
19. Riley-Day syndrome (familial dysautonomia)
20. TBC (Tuberculosis)
21. Tirotoksikosis
22. Tumor glomus

Komplikasi
Beberapa kasus hiperhidrosis yang berat dapat mengurangi kualitas hidup pasien, misalnya menimbulkan penderitaan psikologis yang mendalam (great emotional distress), malu berinteraksi dengan masyarakat (social embarrassment), dan ketidakmampuan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Berkeringatnya telapak kaki dan tangan (palmoplantar sweating) dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang terkena, yang pada akhirnya memicu gerakan menggosok-gosok.

Hiperhidrosis di ketiak menimbulkan bau tak sedap, menimbulkan rasa malu.

Pencegahan
Bersihkan kulit setiap malam dan pagi. Hindari pakaian dari bahan lycra dan nylon. Lebih baik gunakan emollient (penyejuk, pelembut kulit) dan moisturizer (pelembab kulit) daripada sabun. Pakailah warna yang tidak menampakkan keringat, misal: hitam, putih (Anurogo D, 2008).

Prognosis
Hiperhidrosis sukar diterapi secara efektif. Meskipun demikian, dengan berbagai modalitas terapi yang tersedia sekarang, pasien memiliki banyak pilihan sehingga prognosisnya menjadi lebih baik.

Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut

Abell E, Morgan K. The treatment of idiopathic hyperhidrosis by glycopyrronium bromide and tap water iontophoresis. Br J Dermatol. Jul 1974;91(1):87-91.

Anurogo D. 123 Penyakit dan Pengobatannya. Penerbit Ide Media. Semarang. 2008.

Fujita M, Mann T, Mann O, Berg D. Surgical pearl: use of nerve blocks for botulinum toxin treatment of palmar-plantar hyperhidrosis. J Am Acad Dermatol. Oct 2001;45(4):587-9.

Hsu CP, Shia SE, Hsia JY, Chuang CY, Chen CY. Experiences in thoracoscopic sympathectomy for axillary hyperhidrosis and osmidrosis: focusing on the extent of sympathectomy. Arch Surg. Oct 2001;136(10):1115-7.

Klaber M, Catterall M. Treating hyperhidrosis. Anticholinergic drugs were not mentioned. BMJ. Sep 16 2000;321(7262):703.

Sato K, Kang WH, Saga K, Sato KT. Biology of sweat glands and their disorders. II. Disorders of sweat gland function. J Am Acad Dermatol. May 1989;20(5 Pt 1):713-26.

Schwartz RA, Altman R, Kihiczak G. Hyperhidrosis. In: eMedicine Specialties > Dermatology > Diseases of the Adnexa. Updated: May 29, 2009.

Stiller MJ. Sweating Disorders. In: Beers MH, et.al. (Ed.). The Merck Manual of Medical Information. Second Home Edition. Merck Research Laboratories. PA, USA. 2003. Chapter 206:1210-1211.



Tentang Penulis: Dr Dito Anurogo

Dr. Dito Anurogo, alumnus Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang, juga anggota FLP (Forum Lingkar Pena) Semarang dan Member of IFMSA (International Federation of Medical Students' Associations). Prestasinya: pernah menjadi delegasi Indonesia untuk INTERNATIONAL TRAINING EXCHANGE PROGRAMME di Hungaria, Delegasi Indonesia untuk riset di Italia dan menjadi juara II HOKI Online Literary Awards 2008 (HOLY 2008). Ia juga pernah menjadi Nominator Lomba Penulisan Esai Ilmiah Populer Harun Yahya ... Selengkapnya »


Sumber :
http://netsains.com/2009/06/keringat-berlebihan-bagaimana-mengatasinya/
20 Juni 2009

Berkeringat Itu Penting!

Kebanyakan dari kita pasti merasa tidak nyaman ketika berkeringat. Keringat yang bercucuran akan membuat bagian ketiak dan punggung basah (yang tidak sedap dipandang), berbau, dan merusak riasan wajah. Tetapi, banyak pula orang yang sengaja mencari keringat dengan berolahraga dan justru merasa segar sesudahnya (apalagi si dia bilang Anda makin seksi ketika berkeringat).

Ketika tubuh kita memanas—entah karena suhu udara, olahraga, stres, atau merasakan embusan napas si dia di leher Anda—otak akan mengirimkan pesan bahwa sistem tubuh Anda menjadi terlalu panas. Pesan ini dikirimkan ke saraf-saraf yang mengatur lebih dari 2 juta kelenjar keringat yang terletak di bawah kulit. Saat itulah kelenjar keringat mengirimkan kelembapan melalui saluran keringat ke permukaan kulit. Penguapan dari kulit ini lalu akan mendinginkan tubuh.

"Hypothalamus (bagian penting dari substansi otak) Anda adalah alat pengatur panas. Jika temperatur utama tubuh naik, ia mengirimkan pesan untuk mulai berkeringat," ujar Lawrence Gibson, MD, ahli dermatologi di Mayo Clinic. "Ketika temperatur menurun, ia akan menghentikan keringatnya lagi."

Manfaat keringat

Keringat terdiri atas air, garam, dan elektrolit sehingga sebenarnya tidak berbau (hanya asin!). Yang membuat keringat berbau adalah campuran antara keringat itu sendiri dengan substansi tubuh yang lain. Tubuh kita kan punya dua jenis kelenjar keringat: eccrine yang mengatur suhu tubuh dan apocrine yang melepaskan feromon, senyawa kimia yang menyebabkan aroma alami tubuh kita. Kelenjar apocrine, yang biasanya ditemukan di ketiak dan selangkangan menghasilkan campuran kental yang juga mengandung protein dan lemak. Nah, bau badan terjadi ketika keringat bercampur dengan bakteri pada kulit kita.

Selain berfungsi untuk mendinginkan, keringat juga menunjukkan sinyal penting bahwa tubuh berfungsi normal dan sehat. "Jika Anda melakukan aktivitas yang intens dan berhenti berkeringat, itu tanda Anda mengalami dehidrasi," kata Dr Gibson.

Berkeringat juga menjadi tolok ukur kapan kita kepanasan atau perlu mengisi lagi cairan ke tubuh kita. Dengan berkeringat, kita justru jadi tahu harus segera minum agar tidak dehidrasi. Manfaat keringat lainnya, menurut Christine Raffa, pemilik Raffa Power Yoga di Rhode Island, membersihkan kulit sambil melepaskan racun-racun dan membuat tubuh jadi lembap kembali.

Namun, meskipun kita perlu berkeringat, tentu akan mengganggu bila keringat tersebut menimbulkan bau. Itu sebabnya kita menggunakan deodoran (untuk menyamarkan bau), antiperspirant (untuk memperlambat aliran keringat), atau kombinasi keduanya.

Ketika mendengar rumor tentang bahaya antiperspirant (yang konon menyebabkan kanker), Anda mungkin menggunakan cara lain, seperti mengeringkan ketiak dengan hairdryer setelah mandi atau menggunakan produk-produk yang dibuat dari bahan-bahan alami.

"Tidak ada yang bilang bahwa penggunaan antiperspirant itu berbahaya," kata Marisa Weiss, MD, dokter kandungan dan kebidanan serta spesialis onkologi yang juga presiden breastcancer.org.

Kebanyakan antiperspirant, menurut dia, tidak terserap dan jumlahnya mungkin tidak mampu mencapai kelenjar getah bening di dekat ketiak. Kalaupun bisa, pengeringan kelenjar getah bening mengalir ke seluruh tubuh, bukan ke arah payudara.

DIN, Editor: din, Sumber: Womens Health

Sumber :
http://female.kompas.com/read/xml/2010/01/29/08002467/Berkeringat.Itu.Penting
29 januari 2010